Saturday 14 November 2015

Keluarga

Keluarga pada umumnya adalah kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan organisasi terbatas, dan mempunyai ukuran yang minimum, terutama pihak-pihak yang pada awalnya mengadakan suatu ikatan. Dengan kata lain, keluarga tetaplah merupakan bagian dari masyarakat total yang lahir dan berada di dalamnya, yang secara berangsur-angsur akan melepaskan cirri-ciri tersebut karena tumbuhnya mereka kearah pendewasaan.
 Menurut Horton dan Hunt (1987) istilah keluarga umumnya digunakan untuk menunjuk beberapa pengertian sebagai berikut:
(1) suatu kelompok yang memiliki nenek moyang yang sama,
(2) suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah dan perkawinan,
(3) pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak,
 (4) pasangan nikah yang mempunyai anak dan
(5) satu orang baik duda maupun janda dengan beberapa anak.(Narmoko dan Suyanto, 2004:91). Menurut Duvall, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran, yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum : meningkatkan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggotanya (Harmoko,2012 : 11). Menurut Burgess (1962) Keluarga terdiri atas kelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan/hubungan sedarah atau hasil adopsi, anggota tinggal bersama dalam satu rumah, anggota berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran sosial, serta mempunyai kebiasaan/kebudayaan yang berasal dari masyarakat, tetapi mempunyai keunikan tersendiri . (Harmoko, 2012 : 8).
Terdapat  4 kharakteristik keluarga yang terdapatpada semua keluarga dan juga untuk membedakan keluarga dari kelompok-kelompok sosial lainnya yaitu (Burgess dan Locke dalam Khairuddin, 1997 : 6) : 1. Keluarga adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi. Pertalian antara suami dan isteri adalah perkawinan dan hubungan antara orang tua dan anak biasanya adalah darah dan kadang kala adopsi.
 2. Anggota-anggota keluarga ditandai dengan hidup bersama dibawah satu atap dan merupakan susunan suatu rumah tangga.
 3. Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi yang menciptakan peranan-peranan sosial bagi suami isteri, ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan perempuan. Peranan-peranan tersebut dibatasi oleh masyarakat . 4. Keluarga adalah pemelihara suatu kebudayaan bersama yang diperoleh pada hakekatnya dari kebudayaan umuum, tetapi dalam suatu masyarakat yang kompleks masing-masing keluarga mempunyai ciri-ciri yang berlainan dengan keluarga lainnya. Jadi keluarga dapat didefenisikan sebagai suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, merupakan susunan rumah tangga sendiri , berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri,ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan perempuan, dan merupakan pemelihara kebudayaan bersama.

 Fungsi Keluarga
 Horton dan Hunt (1984) mengidentifikasi beberapa fungsi keluarga diantaranya, yaitu fungsi pengaturan seks, reproduksi, sosialisasi, afeksi, definisi status, perlindungan sosial dan ekonomi. Pertama, keluarga berfungsi untuk mengatur penyaluran dorongan seks. Tidak ada masyarakat yang memperbolehkan hubungan seks sebebas-bebasnya antara siapa saja dalam masyarakat. Kedua, reproduksi berupa pengembangan keturunan pun selalu dibatasi dengan aturan yang menempatkan kegiatan ini dalam keluarga. Ketiga, keluarga berfungsi untuk menyosialisasikan anggota baru masyarakat sehingga dapat memerankan apa yang diharapkan darinya. Peran keluarga dalam pembentukan diri seseorang sangat besar. Keempat, keluarga mempunyai fungsi afeksi: keluarga memberikan cinta kasih pada seorang anak. Kelima,keluarga memberikan status pada seorang anak, bukan hanya status yang diperoleh seperti status yang terkait dengan jenis kelamin, urutan kelahiran dan hubungan kekerabatan tetapi juga termasuk didalamnya status yang diperoleh orang tua yaitu status dalam kelas tertentu. Keenam, keluarga memberikan perlindungan kepada anggotanya, baik perlindungan fisik maupun bersifat kejiwaan. Akhirnya, keluarga pun menjalankan berbagai fungsi ekonomi tertentu seperti produksi, distribusi dan konsumsi.(Kamanto, 2000 : 64)

Keluarga Sejahtera
 Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk atas dasar perkawinan yang sah serta mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antar anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
BKKBN mengklasifikasikan kondisi kehidupan masyarakat kedalam berbagai tingkat , seperti :
 1. Keluarga Prasejahtera Keluarga prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, yaitu kebutuhan pengajaran agama, pangan, sandang, dan kesehatan, atau keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indicator keluarga sejahtera tahap I. 2. Keluarga Sejahtera Tahap I Keluarga sejahtera tahap I adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya.
 3. Keluarga Sejahtera Tahap II Keluarga sejahtera tahap II adalah keluarga yng disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal serta telah dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
4. Keluarga sejahtera tahap III Keluarga sejahtera tahap III adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis, dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan(kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat secara teratur ( dalam waktu tertentu) dalam bentuk material, keuangan untuk sosial kemasyarakatan, dan belum berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
5. Keluarga Sejahtera tahap IV Plus Keluarga sejahtera tahap IV Plus adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan telah terpenuhi, serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi pada masyarakat.

No comments:

Post a Comment

Saturday 14 November 2015

Keluarga

Keluarga pada umumnya adalah kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan organisasi terbatas, dan mempunyai ukuran yang minimum, terutama pihak-pihak yang pada awalnya mengadakan suatu ikatan. Dengan kata lain, keluarga tetaplah merupakan bagian dari masyarakat total yang lahir dan berada di dalamnya, yang secara berangsur-angsur akan melepaskan cirri-ciri tersebut karena tumbuhnya mereka kearah pendewasaan.
 Menurut Horton dan Hunt (1987) istilah keluarga umumnya digunakan untuk menunjuk beberapa pengertian sebagai berikut:
(1) suatu kelompok yang memiliki nenek moyang yang sama,
(2) suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah dan perkawinan,
(3) pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak,
 (4) pasangan nikah yang mempunyai anak dan
(5) satu orang baik duda maupun janda dengan beberapa anak.(Narmoko dan Suyanto, 2004:91). Menurut Duvall, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran, yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum : meningkatkan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggotanya (Harmoko,2012 : 11). Menurut Burgess (1962) Keluarga terdiri atas kelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan/hubungan sedarah atau hasil adopsi, anggota tinggal bersama dalam satu rumah, anggota berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran sosial, serta mempunyai kebiasaan/kebudayaan yang berasal dari masyarakat, tetapi mempunyai keunikan tersendiri . (Harmoko, 2012 : 8).
Terdapat  4 kharakteristik keluarga yang terdapatpada semua keluarga dan juga untuk membedakan keluarga dari kelompok-kelompok sosial lainnya yaitu (Burgess dan Locke dalam Khairuddin, 1997 : 6) : 1. Keluarga adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi. Pertalian antara suami dan isteri adalah perkawinan dan hubungan antara orang tua dan anak biasanya adalah darah dan kadang kala adopsi.
 2. Anggota-anggota keluarga ditandai dengan hidup bersama dibawah satu atap dan merupakan susunan suatu rumah tangga.
 3. Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi yang menciptakan peranan-peranan sosial bagi suami isteri, ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan perempuan. Peranan-peranan tersebut dibatasi oleh masyarakat . 4. Keluarga adalah pemelihara suatu kebudayaan bersama yang diperoleh pada hakekatnya dari kebudayaan umuum, tetapi dalam suatu masyarakat yang kompleks masing-masing keluarga mempunyai ciri-ciri yang berlainan dengan keluarga lainnya. Jadi keluarga dapat didefenisikan sebagai suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, merupakan susunan rumah tangga sendiri , berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri,ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan perempuan, dan merupakan pemelihara kebudayaan bersama.

 Fungsi Keluarga
 Horton dan Hunt (1984) mengidentifikasi beberapa fungsi keluarga diantaranya, yaitu fungsi pengaturan seks, reproduksi, sosialisasi, afeksi, definisi status, perlindungan sosial dan ekonomi. Pertama, keluarga berfungsi untuk mengatur penyaluran dorongan seks. Tidak ada masyarakat yang memperbolehkan hubungan seks sebebas-bebasnya antara siapa saja dalam masyarakat. Kedua, reproduksi berupa pengembangan keturunan pun selalu dibatasi dengan aturan yang menempatkan kegiatan ini dalam keluarga. Ketiga, keluarga berfungsi untuk menyosialisasikan anggota baru masyarakat sehingga dapat memerankan apa yang diharapkan darinya. Peran keluarga dalam pembentukan diri seseorang sangat besar. Keempat, keluarga mempunyai fungsi afeksi: keluarga memberikan cinta kasih pada seorang anak. Kelima,keluarga memberikan status pada seorang anak, bukan hanya status yang diperoleh seperti status yang terkait dengan jenis kelamin, urutan kelahiran dan hubungan kekerabatan tetapi juga termasuk didalamnya status yang diperoleh orang tua yaitu status dalam kelas tertentu. Keenam, keluarga memberikan perlindungan kepada anggotanya, baik perlindungan fisik maupun bersifat kejiwaan. Akhirnya, keluarga pun menjalankan berbagai fungsi ekonomi tertentu seperti produksi, distribusi dan konsumsi.(Kamanto, 2000 : 64)

Keluarga Sejahtera
 Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk atas dasar perkawinan yang sah serta mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antar anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
BKKBN mengklasifikasikan kondisi kehidupan masyarakat kedalam berbagai tingkat , seperti :
 1. Keluarga Prasejahtera Keluarga prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, yaitu kebutuhan pengajaran agama, pangan, sandang, dan kesehatan, atau keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indicator keluarga sejahtera tahap I. 2. Keluarga Sejahtera Tahap I Keluarga sejahtera tahap I adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya.
 3. Keluarga Sejahtera Tahap II Keluarga sejahtera tahap II adalah keluarga yng disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal serta telah dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
4. Keluarga sejahtera tahap III Keluarga sejahtera tahap III adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis, dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan(kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat secara teratur ( dalam waktu tertentu) dalam bentuk material, keuangan untuk sosial kemasyarakatan, dan belum berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
5. Keluarga Sejahtera tahap IV Plus Keluarga sejahtera tahap IV Plus adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan telah terpenuhi, serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi pada masyarakat.

No comments:

Post a Comment