Tuesday 16 December 2014

Pengaruh Migrasi Tenaga Kerja Indonesia Terhadap Kesejahteraan keluarga



Pengaruh Migrasi Tenaga Kerja Indonesia Terhadap Kesejahteraan Keluarga
            Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat setelah China, India dan Amerika. Penduduk dan pembangunan adalah dua istilah yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembangunan. Peningkatan jumlah penduduk ternyata sejalan dengan meningkatnya angka pertumbuhan angkatan kerja yang semakin lama semakin bertambah banyak namun tidak disejalan dengan penciptaan lapangan kerja yang memadai. Dengan demikian terdapat suatu ketimpangan antara lapangan pekerjaan yang tersedia dengan banyaknya jumlah tenaga kerja yang ada. Mau tidak mau dengan kondisi tersebut menyebabkan banyak calon tenaga kerja baru sulit mendapatkan pekerjaan baik di sektor formal maupun di sektor informal karena persaingan yang sangat banyak.
Kondisi sosial-ekonomi di daerah asal yang tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan seseorang, menyebabkan seseorang ingin pergi ke daerah lain baik dalam negeri maupun ke luar negeri,karena tujuan  utama migrasi adalah meningkatkan taraf hidup migran dan keluarganya, sehingga umumnya mereka mencari pekerjaan yang dapat memberikan pendapatan dan status sosial yang lebih tinggi di daerah tujuan.
Ida Bagus Mantra (1985) menjelaskan bahwa motivasi utama orang melakukan perpindahan dari daerah asal ke kota tujuan adalah motif ekonomi. Motif ini berkembang karena adanya ketimpangan ekonomi antar daerah. Kondisi yang paling dirasakan menjadi pertimbangan rasional, dimana individu melakukan mobilitas ke kota besar adalah adanya harapan untuk memperoleh pekerjaan dan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi daripada yang diperoleh di tempat asalnya. Motivasi tersebut sejalan dengan model migrasi Todaro (1998) yang melandaskan pada asumsi bahwa mobilitas penduduk pada dasarnya merupakan suatu fenomena ekonomi karena terdapat perbedaan penghasilan aktual antara daerah asal dan tujuan.
(Stalker ,1994) dari perspektif individual ,migrasi dipandang sebagai keputusan yang rasional,setiap individu mempunyai berbagai macam pengetahuan dan pilihan dalam upaya mencapai dan memperbaiki kesejahteraan.Menurut perspektif struktural ,migrasi dipandang sebagai keputusan yang berkaitan dengan adanya tekanan kondisi eksternal yang dihadapi para migran.Tekanan keterbatasan peluang kerja dan kebutuhan ekonomi keluarga(kemiskinan) dapat menjadi dorongan bagi pekerja untuk ke negara tujuan.Migrasi Internasional pekerja terjadi sejak 1970 ada kaitanya dengan keputusan rasional ekonomis bermotivasikan perbaikan kondisi kehidupan.Apalagi peluang kerja di luar negeri menjanjikan upah yang lebih besar dibandingkan upah di dalam negeri.
Migrasi internasional pekerja merupakan aktivitas perpindahan pekerja yang melampaui batas-batas negara untuk tujuan produktif atau untuk meraih satu kesempatan kerja di pasar kerja negara tujuan(Ehn dan Young ,1986).Masalah tempat tinggal tidak dijadikan pertimbangan karena diasumsikan bahwa dalam konteks migrasi yang kontemporer ,aktifitas migrasi lebih cenderung melihat aspek kegiatan ekonomi produktif migran.
Sadar bahwa jumlah tenaga kerja Indonesia terus meningkat sementara di dalam negeri pemerintah masih kesulitan untuk menciptakan lapangan pekerjaan maka pengiriman pekerja migran keluar negeri saat ini masih merupakan pilihan yang paling menarik bagi beberapa masyarakat yang membutuhkan pekerjaan dengan pendapatan yang lebih besar dari pada pendapatan didaerah asalnya.
Fenomena migrasi internasional diakui selain dapat sedikit memecahkan masalah ketenagakerjaan di Indonesia dan meningkatkan devisa negara, Dalam konteks makro, Migrasi dalam jangka panjang memiliki fungsi struktural yakni makro ekonomi, kultural dan tingkah laku. Dalam tingkat mikro, berdampak pada berbagai pengalaman dalam lingkungan hidupnya dan kepribadian (Bailey, 1993).
Secara khusus juga untuk memperbaiki perekonomian dan pengembangan diri TKI dan rumah tangganya didaerah asal,terlihat dari pengaruh yang kuat dari remitan yang dikirim TKI ke keluarganya yaitu terjadinya peningkatan kesejahteraan yang ditandai dengan perubahan status sosial ekonomi keluarga TKI,ditandai dengan sebagian keluarga TKI menginvestasikan remitan yang diperoleh dari kiriman  disektor perumahan.dalam arti bahwa uang yang dikirim digunakan untuk membangun rumah atau memperbaiki sebagian rumah yang ditinggali .selebihnya digunakan untuk keperluan sehari-hari atau untuk membayar hutang (Haris,2002).penggunaan remitan terbesar kedua digunakan untuk pendidikan.ini berarti remitan yang dikirim TKI dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia keluarga TKI di daerah asal.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan berupa dampak negatif bagi kondisi keluarga TKI ,bagi para TKI khususnya yang sudah berumah tangga permasalahan lain yang dihadapi adalah perceraian yang disebabkan pekerja (suami/istri) kawin lagi ,masalah bagi anak yang ditinggal pergi orang tua ,terutama ibu sangat dirasakan oleh anak,masalah yang dihadapi oleh anak adalah nilai pelajaran menurun,anak menjadi nakal karena kurang pengawasan orang tua,anak menjadi pendiam dan sering menyendiri karena kurang kasih sayang orang tua.
Sebagai sebuah aktivitas yang tujuan utamanya untuk meningkatkan pendapatan keluarga,migrasi internasional yang dilakukan sebagian besar TKI sekaligus telah berfungsi sebagai salah satu strategi untuk keluar dari tekanan-tekanan ekonomi,kesulitan-kesulitan memperoleh sumber-sumber penghasilan yang layak di daerah asal juga menyebabkan sebagian besar penduduk terutama kelompok penduduk yang kurang berpendidikan memilih migrasi internasional walaupun banyak dari mereka yang menempuh jalur ilegal.
Berbagai persoalan yang dihadapi para TKI di luar negeri ,termasuk didalamnya berbagai bentuk kekerasan yang kerap di hadapi TKI di luar negeri,bentuk-bentuk pemerasan tenaga kerja yang terjadi dapat diidentifikasi kedalam dua jenis yaitu kekerasan fisik maupun non fisik.Hal ini tidak lepas dari ketidak mampuan pemerintah untuk memberikan perlindungan maksimal kepada tenaga kerjanya,mengingat belum adanya suatu aturan yang jelas yang mengatur tentang mekanisme penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri.kondisi ini yang menyebabkan aktivitas migrasi yang berlangsung berada pada tingkat resiko yang mengkhawatirkan.

1 comment:

Tuesday 16 December 2014

Pengaruh Migrasi Tenaga Kerja Indonesia Terhadap Kesejahteraan keluarga



Pengaruh Migrasi Tenaga Kerja Indonesia Terhadap Kesejahteraan Keluarga
            Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat setelah China, India dan Amerika. Penduduk dan pembangunan adalah dua istilah yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembangunan. Peningkatan jumlah penduduk ternyata sejalan dengan meningkatnya angka pertumbuhan angkatan kerja yang semakin lama semakin bertambah banyak namun tidak disejalan dengan penciptaan lapangan kerja yang memadai. Dengan demikian terdapat suatu ketimpangan antara lapangan pekerjaan yang tersedia dengan banyaknya jumlah tenaga kerja yang ada. Mau tidak mau dengan kondisi tersebut menyebabkan banyak calon tenaga kerja baru sulit mendapatkan pekerjaan baik di sektor formal maupun di sektor informal karena persaingan yang sangat banyak.
Kondisi sosial-ekonomi di daerah asal yang tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan seseorang, menyebabkan seseorang ingin pergi ke daerah lain baik dalam negeri maupun ke luar negeri,karena tujuan  utama migrasi adalah meningkatkan taraf hidup migran dan keluarganya, sehingga umumnya mereka mencari pekerjaan yang dapat memberikan pendapatan dan status sosial yang lebih tinggi di daerah tujuan.
Ida Bagus Mantra (1985) menjelaskan bahwa motivasi utama orang melakukan perpindahan dari daerah asal ke kota tujuan adalah motif ekonomi. Motif ini berkembang karena adanya ketimpangan ekonomi antar daerah. Kondisi yang paling dirasakan menjadi pertimbangan rasional, dimana individu melakukan mobilitas ke kota besar adalah adanya harapan untuk memperoleh pekerjaan dan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi daripada yang diperoleh di tempat asalnya. Motivasi tersebut sejalan dengan model migrasi Todaro (1998) yang melandaskan pada asumsi bahwa mobilitas penduduk pada dasarnya merupakan suatu fenomena ekonomi karena terdapat perbedaan penghasilan aktual antara daerah asal dan tujuan.
(Stalker ,1994) dari perspektif individual ,migrasi dipandang sebagai keputusan yang rasional,setiap individu mempunyai berbagai macam pengetahuan dan pilihan dalam upaya mencapai dan memperbaiki kesejahteraan.Menurut perspektif struktural ,migrasi dipandang sebagai keputusan yang berkaitan dengan adanya tekanan kondisi eksternal yang dihadapi para migran.Tekanan keterbatasan peluang kerja dan kebutuhan ekonomi keluarga(kemiskinan) dapat menjadi dorongan bagi pekerja untuk ke negara tujuan.Migrasi Internasional pekerja terjadi sejak 1970 ada kaitanya dengan keputusan rasional ekonomis bermotivasikan perbaikan kondisi kehidupan.Apalagi peluang kerja di luar negeri menjanjikan upah yang lebih besar dibandingkan upah di dalam negeri.
Migrasi internasional pekerja merupakan aktivitas perpindahan pekerja yang melampaui batas-batas negara untuk tujuan produktif atau untuk meraih satu kesempatan kerja di pasar kerja negara tujuan(Ehn dan Young ,1986).Masalah tempat tinggal tidak dijadikan pertimbangan karena diasumsikan bahwa dalam konteks migrasi yang kontemporer ,aktifitas migrasi lebih cenderung melihat aspek kegiatan ekonomi produktif migran.
Sadar bahwa jumlah tenaga kerja Indonesia terus meningkat sementara di dalam negeri pemerintah masih kesulitan untuk menciptakan lapangan pekerjaan maka pengiriman pekerja migran keluar negeri saat ini masih merupakan pilihan yang paling menarik bagi beberapa masyarakat yang membutuhkan pekerjaan dengan pendapatan yang lebih besar dari pada pendapatan didaerah asalnya.
Fenomena migrasi internasional diakui selain dapat sedikit memecahkan masalah ketenagakerjaan di Indonesia dan meningkatkan devisa negara, Dalam konteks makro, Migrasi dalam jangka panjang memiliki fungsi struktural yakni makro ekonomi, kultural dan tingkah laku. Dalam tingkat mikro, berdampak pada berbagai pengalaman dalam lingkungan hidupnya dan kepribadian (Bailey, 1993).
Secara khusus juga untuk memperbaiki perekonomian dan pengembangan diri TKI dan rumah tangganya didaerah asal,terlihat dari pengaruh yang kuat dari remitan yang dikirim TKI ke keluarganya yaitu terjadinya peningkatan kesejahteraan yang ditandai dengan perubahan status sosial ekonomi keluarga TKI,ditandai dengan sebagian keluarga TKI menginvestasikan remitan yang diperoleh dari kiriman  disektor perumahan.dalam arti bahwa uang yang dikirim digunakan untuk membangun rumah atau memperbaiki sebagian rumah yang ditinggali .selebihnya digunakan untuk keperluan sehari-hari atau untuk membayar hutang (Haris,2002).penggunaan remitan terbesar kedua digunakan untuk pendidikan.ini berarti remitan yang dikirim TKI dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia keluarga TKI di daerah asal.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan berupa dampak negatif bagi kondisi keluarga TKI ,bagi para TKI khususnya yang sudah berumah tangga permasalahan lain yang dihadapi adalah perceraian yang disebabkan pekerja (suami/istri) kawin lagi ,masalah bagi anak yang ditinggal pergi orang tua ,terutama ibu sangat dirasakan oleh anak,masalah yang dihadapi oleh anak adalah nilai pelajaran menurun,anak menjadi nakal karena kurang pengawasan orang tua,anak menjadi pendiam dan sering menyendiri karena kurang kasih sayang orang tua.
Sebagai sebuah aktivitas yang tujuan utamanya untuk meningkatkan pendapatan keluarga,migrasi internasional yang dilakukan sebagian besar TKI sekaligus telah berfungsi sebagai salah satu strategi untuk keluar dari tekanan-tekanan ekonomi,kesulitan-kesulitan memperoleh sumber-sumber penghasilan yang layak di daerah asal juga menyebabkan sebagian besar penduduk terutama kelompok penduduk yang kurang berpendidikan memilih migrasi internasional walaupun banyak dari mereka yang menempuh jalur ilegal.
Berbagai persoalan yang dihadapi para TKI di luar negeri ,termasuk didalamnya berbagai bentuk kekerasan yang kerap di hadapi TKI di luar negeri,bentuk-bentuk pemerasan tenaga kerja yang terjadi dapat diidentifikasi kedalam dua jenis yaitu kekerasan fisik maupun non fisik.Hal ini tidak lepas dari ketidak mampuan pemerintah untuk memberikan perlindungan maksimal kepada tenaga kerjanya,mengingat belum adanya suatu aturan yang jelas yang mengatur tentang mekanisme penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri.kondisi ini yang menyebabkan aktivitas migrasi yang berlangsung berada pada tingkat resiko yang mengkhawatirkan.

1 comment: