Indonesia
merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat setelah China, India
dan Amerika. Penduduk dan pembangunan adalah dua istilah yang tidak dapat
dipisahkan dalam proses pembangunan. Peningkatan jumlah penduduk
ternyata sejalan dengan meningkatnya angka pertumbuhan angkatan kerja yang
semakin lama semakin bertambah banyak namun tidak disejalan dengan penciptaan
lapangan kerja yang memadai. Dengan demikian terdapat suatu ketimpangan antara
lapangan pekerjaan yang tersedia dengan banyaknya jumlah tenaga kerja yang ada.
Mau tidak mau dengan kondisi tersebut menyebabkan banyak calon tenaga kerja
baru sulit mendapatkan pekerjaan baik di sektor formal maupun di sektor
informal karena persaingan yang sangat banyak.
Kondisi
sosial-ekonomi di daerah asal yang tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan seseorang,
menyebabkan seseorang ingin pergi ke daerah lain baik dalam negeri maupun ke luar
negeri,karena tujuan utama migrasi
adalah meningkatkan taraf hidup migran dan keluarganya, sehingga umumnya mereka
mencari pekerjaan yang dapat memberikan pendapatan dan status sosial yang lebih
tinggi di daerah tujuan.
Ida
Bagus Mantra (1985) menjelaskan bahwa motivasi utama orang melakukan
perpindahan dari daerah asal ke kota tujuan adalah motif ekonomi. Motif ini
berkembang karena adanya ketimpangan ekonomi antar daerah. Kondisi yang paling
dirasakan menjadi pertimbangan rasional, dimana individu melakukan mobilitas ke
kota besar adalah adanya harapan untuk memperoleh pekerjaan dan memperoleh
pendapatan yang lebih tinggi daripada yang diperoleh di tempat asalnya.
Motivasi tersebut sejalan dengan model migrasi Todaro (1998) yang melandaskan
pada asumsi bahwa mobilitas penduduk pada dasarnya merupakan suatu fenomena
ekonomi karena terdapat perbedaan penghasilan aktual antara daerah asal dan
tujuan.
(Stalker
,1994) dari perspektif individual ,migrasi dipandang sebagai keputusan yang
rasional,setiap individu mempunyai berbagai macam pengetahuan dan pilihan dalam
upaya mencapai dan memperbaiki kesejahteraan.Menurut perspektif struktural
,migrasi dipandang sebagai keputusan yang berkaitan dengan adanya tekanan
kondisi eksternal yang dihadapi para migran.Tekanan keterbatasan peluang kerja
dan kebutuhan ekonomi keluarga(kemiskinan) dapat menjadi dorongan bagi pekerja
untuk ke negara tujuan.Migrasi Internasional pekerja terjadi sejak 1970 ada
kaitanya dengan keputusan rasional ekonomis bermotivasikan perbaikan kondisi
kehidupan.Apalagi peluang kerja di luar negeri menjanjikan upah yang lebih
besar dibandingkan upah di dalam negeri.
Migrasi
internasional pekerja merupakan aktivitas perpindahan pekerja yang melampaui
batas-batas negara untuk tujuan produktif atau untuk meraih satu kesempatan
kerja di pasar kerja negara tujuan(Ehn dan Young ,1986).Masalah tempat tinggal
tidak dijadikan pertimbangan karena diasumsikan bahwa dalam konteks migrasi
yang kontemporer ,aktifitas migrasi lebih cenderung melihat aspek kegiatan
ekonomi produktif migran.
Sadar bahwa jumlah tenaga kerja Indonesia terus meningkat
sementara di dalam negeri pemerintah masih kesulitan untuk menciptakan lapangan
pekerjaan maka pengiriman pekerja migran keluar negeri saat ini masih merupakan
pilihan yang paling menarik bagi beberapa masyarakat yang membutuhkan pekerjaan
dengan pendapatan yang lebih besar dari pada pendapatan didaerah asalnya.
Fenomena migrasi internasional diakui selain dapat sedikit
memecahkan masalah ketenagakerjaan di Indonesia dan meningkatkan devisa negara,
Dalam konteks makro, Migrasi dalam jangka panjang memiliki fungsi struktural
yakni makro ekonomi, kultural dan tingkah laku. Dalam tingkat mikro, berdampak
pada berbagai pengalaman dalam lingkungan hidupnya dan kepribadian (Bailey,
1993).
Secara khusus juga untuk memperbaiki perekonomian dan
pengembangan diri TKI dan rumah tangganya didaerah asal,terlihat dari pengaruh
yang kuat dari remitan yang dikirim TKI ke keluarganya yaitu terjadinya
peningkatan kesejahteraan yang ditandai dengan perubahan status sosial ekonomi
keluarga TKI,ditandai dengan sebagian keluarga TKI menginvestasikan remitan yang
diperoleh dari kiriman disektor
perumahan.dalam arti bahwa uang yang dikirim digunakan untuk membangun rumah
atau memperbaiki sebagian rumah yang ditinggali .selebihnya digunakan untuk
keperluan sehari-hari atau untuk membayar hutang (Haris,2002).penggunaan
remitan terbesar kedua digunakan untuk pendidikan.ini berarti remitan yang
dikirim TKI dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
keluarga TKI di daerah asal.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan berupa dampak negatif
bagi kondisi keluarga TKI ,bagi para TKI khususnya yang sudah berumah tangga
permasalahan lain yang dihadapi adalah perceraian yang disebabkan pekerja
(suami/istri) kawin lagi ,masalah bagi anak yang ditinggal pergi orang tua
,terutama ibu sangat dirasakan oleh anak,masalah yang dihadapi oleh anak adalah
nilai pelajaran menurun,anak menjadi nakal karena kurang pengawasan orang
tua,anak menjadi pendiam dan sering menyendiri karena kurang kasih sayang orang
tua.
Sebagai sebuah aktivitas yang tujuan utamanya untuk
meningkatkan pendapatan keluarga,migrasi internasional yang dilakukan sebagian
besar TKI sekaligus telah berfungsi sebagai salah satu strategi untuk keluar
dari tekanan-tekanan ekonomi,kesulitan-kesulitan memperoleh sumber-sumber
penghasilan yang layak di daerah asal juga menyebabkan sebagian besar penduduk
terutama kelompok penduduk yang kurang berpendidikan memilih migrasi
internasional walaupun banyak dari mereka yang menempuh jalur ilegal.
Berbagai persoalan yang dihadapi para TKI di luar negeri
,termasuk didalamnya berbagai bentuk kekerasan yang kerap di hadapi TKI di luar
negeri,bentuk-bentuk pemerasan tenaga kerja yang terjadi dapat diidentifikasi
kedalam dua jenis yaitu kekerasan fisik maupun non fisik.Hal ini tidak lepas
dari ketidak mampuan pemerintah untuk memberikan perlindungan maksimal kepada tenaga
kerjanya,mengingat belum adanya suatu aturan yang jelas yang mengatur tentang
mekanisme penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri.kondisi ini yang
menyebabkan aktivitas migrasi yang berlangsung berada pada tingkat resiko yang
mengkhawatirkan.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete