Sunday 16 November 2014

CONTOH CASE RECORD DALAM PRAKTEK PEKERJA SOSIAL

CASE RECORD

1.1   Data-data klien

Nama                            : Rika Mayrani

Umur                            : 18 Tahun

Alamat                          : JL.Jamin Ginting km 13 Medan

Pekerjaan                   : Pelajar

Agama                          : Islam

Suku Bangsa               : Jawa

Pendidikan                 : SMA

 

1.2   Data-data Orang Tua Klien

A.Laki-laki

Nama                            : Suparmin 

Umur                            : 42 Tahun

Alamat                          : JL.Jamin Ginting km 13  Medan

Pekerjaan                   : Tukang Bangunan

Agama                          : Islam

Pendidikan                 : SMA

Hubungan dengan Klien :hubungan antara  Orang Tua dengan Anak yang kurang harmonis dan                                                     kurang terlibat dalam memantau pergaulan anak.

B.Perempuan

Nama                            : Ratih Fatimah 

Umur                            : 40 Tahun

Alamat                          : JL.Jamin Ginting km 13  Medan

Pekerjaan                   : Petani

Agama                          : Islam

Pendidikan                 :SMP             

Hubungan dengan Klien : hubungan antara  Orang Tua dengan Anak yang kurang                                                                                 harmonis,kurang terjalin interaksi yang baik.

 

 

II.Latar Belakang Keluarga/Masalah

Kondisi Ekonomi Keluarga                    : Kurang mampu

Jumlah Anggota Keluarga                     : 6 Orang

Anak keberapa                                         : pertama

Pola Komunikasi dengan Keluarga    : Hanya berkomunikasi saat-saat tertentu,tidak ada kumpul                                                                 bersama saat makan dan jarang melakukan aktivitas                                                                                       bersama dalam keluarga.

Hubungan dengan Lingkungan           : Tidak bersosialisasi dengan baik hanya beberapa tetangga                                                                    saja yang dikenal.

III.Masalah

Berlatar belakang dari keadaan ekonomi keluarga yang sulit,dan kehidupan pergaulan yang memaksa untuk mendapat duit  sementara keluarga tidak mampu dalam memberi semua keinginan dari klien seperti memberi barang-barang mewah dan uang jajan yang berlebih. Klien dengan himpitan ekonomi ini melihat gaya hidup teman-teman sebayanya merasa perlu mengikuti life style,gadget,mode pakaian ,ditengah situasi seperti ini maka klien memutuskan untuk mencari sumber pendapatan lain untuk mendapatkan apa yang ia inginkan ,dengan mengorbankan harga diri dan kesucian,ditambah dengan proteksi keluarga yang lemah,kurang memperhatikan anaknya dan menanamkan pemahaman agama kepada anaknya.

Klien yang pada masa remaja ini masih ingin berteman secara berkelompok dan bberteman dengan kelompok pergaulan yang salah yang Pada awalnya salah satu teman dalam kelompok pergaulannya terlihat memiliki barang-barang mewah sementara kondisi keluarga tidak jauh berbeda dengan kondisi klien,memberi tahu  dan memperkenalkan cara mendapat uang dengan menjadi PSK pelajar maka klien mengikuti jejak temannya ini.

IV. Tahap-tahap Penanganan Masalah

A.Intakc Process

Melalui beberapa tahap wawancara dengan klien,dan mengamati kehidupan baik lingkungan pergaulan maupun lingkungan keluarga klien maka  dapat diketahui hal-hal berikut:

a.Perasaan Marah

-klien merasa bahwa dirinya sangat tidak beruntung hidup dalam kondisi ekonomi yang kekurangan,yang membuatnya tidak dapat memiliki apa yang orang lain bisa dapatkan,merasa hidup tidak adil,hidup hanya dapat dirasakan menyenangkan oleh orang-orang kaya saja sementara dirinya tidak dapat memiliki apa-apa.

-Klien merasa kurang mendapat kasih sayang dan perhatian penuh dari keluarga yang sibuk dengan mencari uang yang dengan penghasilan hanya cukup untuk membeli kebutuhan dasar sehari-hari saja,ditambah dengan keadaan keluarga yang kurang harmonis yang sering terjadi pertengkaran dalam keluarga karena masalah ekonomi.

 

b.Perasaan bersalah

-klien merasa sangat berdosa karena pada dasarnya mereka mengetahui apa yang dilakukanya adalah perbuatan yang tercela yang tidak dibenarkan dalam agama,dalam batin klien slalu merasa bersalah telah melakukan perbuatan itu.

-Merasa bersalah pada dirinya sendiri kerap dialami oleh klien,karena menyadari bahwa apa yang ia lakukan telah salah dan merasa sudah tidak mampu lagi memperbaiki apa yang telah ia lakukan .klien merasa sudah mengorbankan miliknya yang berharga dan merasa bahwa dirinya sudah dirugikan atas pekerjaannya selama ini.

-Klien tidak mampu memenuhi harapan keluarganya yang ingin melihat hidup anaknya jauh lebih baik dari kondisi kehidupannya saat ini,merasa bahwa dirinya sudah sangat mengecewakan orang tuanya.

c. perasaan keterasingan(feeling of isolation)

-menurunya rasa percaya diri sehingga merasa sungkan dalam bergaul dengan masyarakat,klien merasa bahwa masyarakat akan menganngap remeh dirinya dan hanya akan mendapat cemoohan dari masyarakat .

-Klien merasa masyarakat akan menganggap dan memandang rendah keluarganya karena dianggap tidak mampu memberi didikan yang baik bagi anaknya.sehingga masyarakat akan mengucilkan dirinya dan keluarganya juga.

d.perasaan ketakutan(feeling of fear)

-klien merasa tidak memiliki potensi apapun yang dapat ia kembangkan baik prestasi dalam sekolah maupun keterampilan dalam mambantu keluarga untuk memenuhi kebutuhan,takut akan tetap terjebak dalam situasi keluarga yang susah dan tidak ada kemajuan yang dialaminya.

e.perasaan depresi

-tekanan dalam diri klien yang diakibatkan dari rasa marah,rasa bersalah,terasing dan ketakutan membuat klien akan semakin terpuruk  dan akhirnya bisa mengakibatkan jiwa klien depresi atau stres.merasa bimbang akan kebutuhan uang dengan perasaan berdosa atau juga perasaan tidak aman akan statusnya yang sudah menjalani pekerjaan sebaga psk .

-merasa sudah kehilangan keluarga,karena malu dan bersalah telah mengecewakan keluarga,sahabat,dan orang-orang yang ia sayangi.

-Merasa sudah tidak memiliki apa yang berharga dari dirinya,dan menganggap bahwa dirinya sudah tidak memiliki apa yang dapat ia banggakan sehingga bimbang dalam menjalani kehidupan kedepanya,akan masa depan yang menantinya dan bimbang apakah mampu bersosialisasi kembali dengan keluarga dan masyarakat yang ia anggan akan memandang rendah dirinya.

 

 

B.Diagnosa

Ekonomi sulit membuat klien yang butuh duit karena hidupnya  selalu terhimpit  oleh tekanan hidup,klien yang masih duduk di bangku kelas tiga SMA ini yang masih sangat labil mental psikologisnya ,diusia semuda ini ,maka klien sangat rentan menjadi korban pemahaman modernisasi yang salah diartikannya,yang menganggap bahwa menjadi bagian kehidupan modern adalah dengan mengikuti apapun yang ditawarkan oleh pasar apalagi sedang trendi saat ini seperti barang-barang mewah seperti baju,dan gadget.

Klien yang berasal dari keluarga tidak mampu setiap harinya hanya bisa melihat,menyaksikan ,dan melihat lagi segala bentuk kemewahan tanpa bisa menikmatinya sebab tidak memiliki uang ,rasa ingin memiliki itu lalu menyebabkan klien memilih jalan pintas.kemewahan yang sesaat yang ia dapat dengan mengorbankan harga diri dan kesucian.

Orang tua seharusnya mampu membentengi anak dengan proteksi yang kuat dengan membina komunikasi yang baik dengan anak dan memberi pemahaman agama kepada anak,sehingga anak tidak dengan mudah terseret arus pergaulan yang tidak benar.

C.Plan of Treatment

1.pengembangan mengenali potensi klien

Dalam hal ini dilihat apa potensi yang dimiliki oleh klien yang dapat dikembangkan sehingga klien tidak kembali ke pekerjaannya selama ini dan dilihat juga bahwa  klien masih berada di bangku sekolah maka diajarkan kepada klien untuk mendapat uang jajan tidak boleh dengan melakukan perbuatan yg salah dapat juga dengan berjualan makanan atau minuman yg dapat menghasilkan uang maka kepada klien diajarkan untuk membuat makanan atau minuman yang dapat klien jual ke masyarakat sekitar untuk menambah uang jajan dan kebutuhan sekolahnya.

2.menanamkan dan membentuk kepribadian dan mentalitas dalam diri klien

Membentuk pribadi klien yang tidak mudah terhasut oleh ajakan teman apalagi yang salah,pandai memilih dan memilah mana panutan yang baik dan mana yang bukan,mengajarkan bahwa modernisasi bukanlah harus sepenuhnya diikuti,dan bukan modernisasi yang berdampak buruk bagi kita yang menjadi tren yang harus diikuti namun modernisasi kearah pola pikir yang dapat membantu perkembangan sekolah yg patut ditiru bukan yang merugikan.

3.menghilangkan hambatan yang ada pada diri klien

Membantu klien dalam menghilangkan rasa malu dan ragu dalam berinteraksi kembali dalam lingkungan keluarga dan masyarakat,agar klien merasa dapat diterima oleh keluarga dan masyarakat.

D.Treatment

-Pendidikan

Memberi pemahaman-pemahaman yang baik dan mendidik bagi klien sehingga klien mengetahui apa yang baik dan benar dan akibat yang akan ditimbulkan.

-keterampilan

Memberi pelatihan dalam pengembangan potensi klien seperti membuat kerajinan tangan atau membuat makanan dan minuman yang dapat klien gunakan sebagai modal dalam mengembangkan pendapatannya sehingga klien tidak tergantung lagi dengan pekerjaan lama yang ia lakukan.

-kerohanian

Mengajak klien untuk mengikuti kegiatan agama untuk  memahami agama karna dalam ajaran agama klien juga akan diajarkan tentang batasan-batasan mana yang baik dan salah,dengan mendekatkan diri dengan kegiatan agama maka klien akan merasa jauh lebih tenang dan merasa banyak solusi yang baik bagi masalahnya,tidak tertekan selalu dengan masalahnya.

E.Follow Up

Memantau terus perkembangan klien,sehingga dapat diketahui apa saja kendala dan hambatan yang dialami oleh klien dalam mengatasi masalahnya,dan dapat dibantu bagaimana mengatasi hambatan-hambatan yang dialami klien.

F. Terminasi

Tahap ini adalah tahap terakhir yaitu memutuskan hubungan dengan klien sehingga klien sudah mandiri dan mampu dalam mengatasi masalahnya sendiri dan tidak terus bergantung .

 

 

No comments:

Post a Comment

Sunday 16 November 2014

CONTOH CASE RECORD DALAM PRAKTEK PEKERJA SOSIAL

CASE RECORD

1.1   Data-data klien

Nama                            : Rika Mayrani

Umur                            : 18 Tahun

Alamat                          : JL.Jamin Ginting km 13 Medan

Pekerjaan                   : Pelajar

Agama                          : Islam

Suku Bangsa               : Jawa

Pendidikan                 : SMA

 

1.2   Data-data Orang Tua Klien

A.Laki-laki

Nama                            : Suparmin 

Umur                            : 42 Tahun

Alamat                          : JL.Jamin Ginting km 13  Medan

Pekerjaan                   : Tukang Bangunan

Agama                          : Islam

Pendidikan                 : SMA

Hubungan dengan Klien :hubungan antara  Orang Tua dengan Anak yang kurang harmonis dan                                                     kurang terlibat dalam memantau pergaulan anak.

B.Perempuan

Nama                            : Ratih Fatimah 

Umur                            : 40 Tahun

Alamat                          : JL.Jamin Ginting km 13  Medan

Pekerjaan                   : Petani

Agama                          : Islam

Pendidikan                 :SMP             

Hubungan dengan Klien : hubungan antara  Orang Tua dengan Anak yang kurang                                                                                 harmonis,kurang terjalin interaksi yang baik.

 

 

II.Latar Belakang Keluarga/Masalah

Kondisi Ekonomi Keluarga                    : Kurang mampu

Jumlah Anggota Keluarga                     : 6 Orang

Anak keberapa                                         : pertama

Pola Komunikasi dengan Keluarga    : Hanya berkomunikasi saat-saat tertentu,tidak ada kumpul                                                                 bersama saat makan dan jarang melakukan aktivitas                                                                                       bersama dalam keluarga.

Hubungan dengan Lingkungan           : Tidak bersosialisasi dengan baik hanya beberapa tetangga                                                                    saja yang dikenal.

III.Masalah

Berlatar belakang dari keadaan ekonomi keluarga yang sulit,dan kehidupan pergaulan yang memaksa untuk mendapat duit  sementara keluarga tidak mampu dalam memberi semua keinginan dari klien seperti memberi barang-barang mewah dan uang jajan yang berlebih. Klien dengan himpitan ekonomi ini melihat gaya hidup teman-teman sebayanya merasa perlu mengikuti life style,gadget,mode pakaian ,ditengah situasi seperti ini maka klien memutuskan untuk mencari sumber pendapatan lain untuk mendapatkan apa yang ia inginkan ,dengan mengorbankan harga diri dan kesucian,ditambah dengan proteksi keluarga yang lemah,kurang memperhatikan anaknya dan menanamkan pemahaman agama kepada anaknya.

Klien yang pada masa remaja ini masih ingin berteman secara berkelompok dan bberteman dengan kelompok pergaulan yang salah yang Pada awalnya salah satu teman dalam kelompok pergaulannya terlihat memiliki barang-barang mewah sementara kondisi keluarga tidak jauh berbeda dengan kondisi klien,memberi tahu  dan memperkenalkan cara mendapat uang dengan menjadi PSK pelajar maka klien mengikuti jejak temannya ini.

IV. Tahap-tahap Penanganan Masalah

A.Intakc Process

Melalui beberapa tahap wawancara dengan klien,dan mengamati kehidupan baik lingkungan pergaulan maupun lingkungan keluarga klien maka  dapat diketahui hal-hal berikut:

a.Perasaan Marah

-klien merasa bahwa dirinya sangat tidak beruntung hidup dalam kondisi ekonomi yang kekurangan,yang membuatnya tidak dapat memiliki apa yang orang lain bisa dapatkan,merasa hidup tidak adil,hidup hanya dapat dirasakan menyenangkan oleh orang-orang kaya saja sementara dirinya tidak dapat memiliki apa-apa.

-Klien merasa kurang mendapat kasih sayang dan perhatian penuh dari keluarga yang sibuk dengan mencari uang yang dengan penghasilan hanya cukup untuk membeli kebutuhan dasar sehari-hari saja,ditambah dengan keadaan keluarga yang kurang harmonis yang sering terjadi pertengkaran dalam keluarga karena masalah ekonomi.

 

b.Perasaan bersalah

-klien merasa sangat berdosa karena pada dasarnya mereka mengetahui apa yang dilakukanya adalah perbuatan yang tercela yang tidak dibenarkan dalam agama,dalam batin klien slalu merasa bersalah telah melakukan perbuatan itu.

-Merasa bersalah pada dirinya sendiri kerap dialami oleh klien,karena menyadari bahwa apa yang ia lakukan telah salah dan merasa sudah tidak mampu lagi memperbaiki apa yang telah ia lakukan .klien merasa sudah mengorbankan miliknya yang berharga dan merasa bahwa dirinya sudah dirugikan atas pekerjaannya selama ini.

-Klien tidak mampu memenuhi harapan keluarganya yang ingin melihat hidup anaknya jauh lebih baik dari kondisi kehidupannya saat ini,merasa bahwa dirinya sudah sangat mengecewakan orang tuanya.

c. perasaan keterasingan(feeling of isolation)

-menurunya rasa percaya diri sehingga merasa sungkan dalam bergaul dengan masyarakat,klien merasa bahwa masyarakat akan menganngap remeh dirinya dan hanya akan mendapat cemoohan dari masyarakat .

-Klien merasa masyarakat akan menganggap dan memandang rendah keluarganya karena dianggap tidak mampu memberi didikan yang baik bagi anaknya.sehingga masyarakat akan mengucilkan dirinya dan keluarganya juga.

d.perasaan ketakutan(feeling of fear)

-klien merasa tidak memiliki potensi apapun yang dapat ia kembangkan baik prestasi dalam sekolah maupun keterampilan dalam mambantu keluarga untuk memenuhi kebutuhan,takut akan tetap terjebak dalam situasi keluarga yang susah dan tidak ada kemajuan yang dialaminya.

e.perasaan depresi

-tekanan dalam diri klien yang diakibatkan dari rasa marah,rasa bersalah,terasing dan ketakutan membuat klien akan semakin terpuruk  dan akhirnya bisa mengakibatkan jiwa klien depresi atau stres.merasa bimbang akan kebutuhan uang dengan perasaan berdosa atau juga perasaan tidak aman akan statusnya yang sudah menjalani pekerjaan sebaga psk .

-merasa sudah kehilangan keluarga,karena malu dan bersalah telah mengecewakan keluarga,sahabat,dan orang-orang yang ia sayangi.

-Merasa sudah tidak memiliki apa yang berharga dari dirinya,dan menganggap bahwa dirinya sudah tidak memiliki apa yang dapat ia banggakan sehingga bimbang dalam menjalani kehidupan kedepanya,akan masa depan yang menantinya dan bimbang apakah mampu bersosialisasi kembali dengan keluarga dan masyarakat yang ia anggan akan memandang rendah dirinya.

 

 

B.Diagnosa

Ekonomi sulit membuat klien yang butuh duit karena hidupnya  selalu terhimpit  oleh tekanan hidup,klien yang masih duduk di bangku kelas tiga SMA ini yang masih sangat labil mental psikologisnya ,diusia semuda ini ,maka klien sangat rentan menjadi korban pemahaman modernisasi yang salah diartikannya,yang menganggap bahwa menjadi bagian kehidupan modern adalah dengan mengikuti apapun yang ditawarkan oleh pasar apalagi sedang trendi saat ini seperti barang-barang mewah seperti baju,dan gadget.

Klien yang berasal dari keluarga tidak mampu setiap harinya hanya bisa melihat,menyaksikan ,dan melihat lagi segala bentuk kemewahan tanpa bisa menikmatinya sebab tidak memiliki uang ,rasa ingin memiliki itu lalu menyebabkan klien memilih jalan pintas.kemewahan yang sesaat yang ia dapat dengan mengorbankan harga diri dan kesucian.

Orang tua seharusnya mampu membentengi anak dengan proteksi yang kuat dengan membina komunikasi yang baik dengan anak dan memberi pemahaman agama kepada anak,sehingga anak tidak dengan mudah terseret arus pergaulan yang tidak benar.

C.Plan of Treatment

1.pengembangan mengenali potensi klien

Dalam hal ini dilihat apa potensi yang dimiliki oleh klien yang dapat dikembangkan sehingga klien tidak kembali ke pekerjaannya selama ini dan dilihat juga bahwa  klien masih berada di bangku sekolah maka diajarkan kepada klien untuk mendapat uang jajan tidak boleh dengan melakukan perbuatan yg salah dapat juga dengan berjualan makanan atau minuman yg dapat menghasilkan uang maka kepada klien diajarkan untuk membuat makanan atau minuman yang dapat klien jual ke masyarakat sekitar untuk menambah uang jajan dan kebutuhan sekolahnya.

2.menanamkan dan membentuk kepribadian dan mentalitas dalam diri klien

Membentuk pribadi klien yang tidak mudah terhasut oleh ajakan teman apalagi yang salah,pandai memilih dan memilah mana panutan yang baik dan mana yang bukan,mengajarkan bahwa modernisasi bukanlah harus sepenuhnya diikuti,dan bukan modernisasi yang berdampak buruk bagi kita yang menjadi tren yang harus diikuti namun modernisasi kearah pola pikir yang dapat membantu perkembangan sekolah yg patut ditiru bukan yang merugikan.

3.menghilangkan hambatan yang ada pada diri klien

Membantu klien dalam menghilangkan rasa malu dan ragu dalam berinteraksi kembali dalam lingkungan keluarga dan masyarakat,agar klien merasa dapat diterima oleh keluarga dan masyarakat.

D.Treatment

-Pendidikan

Memberi pemahaman-pemahaman yang baik dan mendidik bagi klien sehingga klien mengetahui apa yang baik dan benar dan akibat yang akan ditimbulkan.

-keterampilan

Memberi pelatihan dalam pengembangan potensi klien seperti membuat kerajinan tangan atau membuat makanan dan minuman yang dapat klien gunakan sebagai modal dalam mengembangkan pendapatannya sehingga klien tidak tergantung lagi dengan pekerjaan lama yang ia lakukan.

-kerohanian

Mengajak klien untuk mengikuti kegiatan agama untuk  memahami agama karna dalam ajaran agama klien juga akan diajarkan tentang batasan-batasan mana yang baik dan salah,dengan mendekatkan diri dengan kegiatan agama maka klien akan merasa jauh lebih tenang dan merasa banyak solusi yang baik bagi masalahnya,tidak tertekan selalu dengan masalahnya.

E.Follow Up

Memantau terus perkembangan klien,sehingga dapat diketahui apa saja kendala dan hambatan yang dialami oleh klien dalam mengatasi masalahnya,dan dapat dibantu bagaimana mengatasi hambatan-hambatan yang dialami klien.

F. Terminasi

Tahap ini adalah tahap terakhir yaitu memutuskan hubungan dengan klien sehingga klien sudah mandiri dan mampu dalam mengatasi masalahnya sendiri dan tidak terus bergantung .

 

 

No comments:

Post a Comment